Sabtu, 20 Februari 2016

Budi Daya Pembenihan Ikan Hias




SELAYANG PANDANG
 
              Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembangbiakan ikan atau organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya perairan atau akuakultur mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme air lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air. Berikut definisi akuakultur menurut beberapa sumber. Akuakultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses produksi, penanganan hasil sampai pemasaran (Wheaton, 1977).

“Peserta didik diminta mencari informasi mengenai budidaya perikanan yang ada di daerah masing-masing. Peserta didik diminta untuk mengamati segmen usaha budidaya perikanan yang ada di daerahnya (pembenihan, pendederan, atau pembesaran”

Ikan merupakan hewan vertebrata yang hidup dan berkembang di dalam air serta bernapas menggunakan insang. Ikan mengambil oksigen dari lingkungan air di sekitarnya. Biasanya penyebutan ikan ditergantung pada ukuran ikan tersebut. Ikan yang baru menetas dari telur disebut larva. Ikan yang sudah mengalami proses pendederan disebut benih. Ikan yang sudah mengalami kematangan gonad sehingga sudah bisa untuk dipijahkan disebut indukan. Ikan baru dapat diidentifikasi saat ukuran benih dan ukuran dewasa.

“Peserta didik diminta menuliskan jenis-jenis produk budidaya pembenihan ikan konsumsi yang ada di sekitarnya”

Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Identifikasi jenis ikan dapat dilihat berdasrkan visual yaitu dengan mengamati morfologi dari ikan yang akan diamati. Ilmu yang mempelajari tentang ikan seperti morfologi ikan disebut ichtyologi.

“Peserta didik diminta menuliskan jenis-jenis produk budidaya pembenihan ikan konsumsi beserta morfologi yang ada dibudidayakan di daerah masing-masing”


Setiap jenis ikan mempunyai karakteristik berbeda-beda. Hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai budidaya pembenihan ikan adalah mengetahui berbagai informasi tentang ikan yang akan dibudidayakan meliputi jenis ikan, morfologi ikan, cara pembenihan/penijahan ikan, adaptasi lingkungan, cara pemeliharaan indukan, dan lain-lain. Guru perlu menguasai/mempunyai informasi tentang berbagai jenis ikan yang ada di daerah sekitar dan daerah lain.
Beberapa jenis ikan konsumsi yang sering dibudidayakan adalah ikan lele, nila, gurami, dan bawal. Beberapa dari jenis ikan tersebut merupakan ikan asli Indonesia. Ikan asli (native species ) atau biasa disebut indigenous species yaitu jenis-jenis ikan yang berasal dari suatu wilayah atau ekosistem secara alami tanpa campur tangan manusia. Kehadiran jenis ikan ini melalui proses alami tanpa intervensi manusia. Jenis ikan yang termasuk jenis ikan asli Indonesia adalah ikan lele lokal, gurami, nilem, tawes, dan lain-lain.

“Peserta didik diminta mencari sebanyak-banyaknya jenis-jenis produk budidaya pembenihan ikan konsumsi yang ada di sekitar daerah masing-masing.”
“ 1. Inventarisasikan nama ikan konsumsi yang biasa dikonsumsi di daerah kamu (minimal 20)!, 2. Tulislah nama latin dan nama daerah dari 10 ikan tersebut!,
3. Carilah gambar setiap ikan tersebut! “

Ikan merupakan suatu biota perairan yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Secara ekologis ikan berperan dalam rantai makanan untuk kestabilan ekosistem dalam tingkatan trofik. Secara ekonomi, ikan dapat dijadikan makanan yang memiliki kandungan protein dan omega-3 yang sangat tinggi. Selain itu, ikan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis makanan hewani lainnya seperti daging sapi, kambing, dan ayam. Ikan memiliki kandungan lemak yang rendah sehingga dapat dikonsumsi oleh orang yang memiliki nilai kolesterol tinggi.
Proses pembenihan ikan memerlukan bahan-bahan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari ikan tersebut. Bahan yang dibutuhkan pada pembenihan ikan mencakup bahan pokok dan bahan pelengkap. Bahan pokok adalah bahan-bahan yang dipergunakan secara kontinyu (terus-menerus) sesuai dengan pola usaha yang diterapkan. Adapun bahan pelengkap adalah bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembenihan tertentu (spesifik) dan bersifat insidetal. Bahan-bahan yang termasuk dalam bahan pokok di antaranya bahan yang dibutuhkan dalam persiapan media pemeliharaan (terpal, bambu, semen, dan lain-lain), induk ikan, dan pakan ikan. Bahan-bahan yang termasuk dalam bahan pelengkap adalah sapu ijuk atau kakaban untuk tempat peletakan telur yang akan dibuahi oleh induk jantan.
Proses pembenihan ikan juga memerlukan peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari proses pembenihan tersebut. Peralatan yang biasa dibutuhkan pada pembenihan ikan mencakup peralatan yang bersifat permanen dan peralatan yang digunakan untuk operasional pembenihan ikan. Peralatan yang bersifat permanenn adalah prasaranan yang digunakan dalam pembenihan ikan seperti media pembenihan dan pemeliharaan (kolam), sedangkan yang termasuk peralatan yang biasa digunakan untuk operasional pembenihan diantaranya pompa air, aerator, seser, dan alat pengukuran kualitas air.
Beberapa hal yang harus diperhatiakan dalam mendesain proses produksi budidaya pembenihan ikan di antaranya: persiapan sarana prasarana, pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, selanjutnya pemeliharaan larva dan benih. Dalam upaya mencapai produksi benih ikan yang optimal dan mampu meraih keuntungan pada proses budidaya khususnya pembenihan ikan, langkah awal usaha berupa pemilihan lokasi sebagai tempat budidaya ikan menjadi faktor penting. Investasi yang begitu besar untuk mempersiapkan sarana dan prasarana akan menjadi kurang optimal atau bahkan sia-sia jika pemilihan lokasi yang kurang baik. Oleh sebab itu, perlu desain yang baik dalam penentuan sarana dan prasarana dalam proses pembenihan ikan.
Usaha pembenihan ikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu secara tradisional, semi intensif, dan secara intensif. Dengan makin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan, telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas.
Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi bergantung pada kondisi alam, namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembuahan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur pakan alami, dan pemurnian kualitas induk ikan. Oleh sebab itu, untuk peningkatan produksi benih, dilakukan penyeleksian atau pemilihan terhadap induk yang baik.
Pembenihan atau pemijahan dapat dilakukan dengan cara pemijahan alami dan pemijahan buatan. Pemijahan alami dilakukan dengan cara memilih induk jantan dan betina yang benar-benar matang gonad, kemudian dipijahkan secara alami di media pemijahan. Pemijahan buatan dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikan hormon perangsang, kemudian dipijahkan secara alami buatan.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Usaha budidaya pembenihan ikan merupakan salah satu jenis usaha yang berpotensi mengalami kecelakaan kerja. Alat-alat yang digunakan untuk budidaya perikanan berpotensi mengalami kecelakaan kerja. Namun, hal tersebut tergantung pada metode produksi pembenihan yang dilakukan oleh pembudidaya pembenihan ikan.
Dua hal yang menjadi penyebab kecelakaan kerja, yaitu: perilaku yang tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman. Terjadinya kecelakaan kerja diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman seperti: tidak hati-hati, tidak mematuhi peraturan, tidak mengikuti standar prosedur, tidak memakai pelingdung diri, dan kondisi badan yang melemah.
Peraturan tentang kesehatan dan keselamatan kerja pada dunia usaha dan dunia industri telah diatur oleh negara Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Usaha budidaya ikan merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan di tempat tertutup atau terbuka seperti kolam, tambak, jaring terapung. Oleh karena itu, harus diperhatikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja selama melakukan kegiatan budidaya di berbagai tempat kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja harus selalu diperhatikan agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kecerobohan atau kelalaian manusia.
Pengemasan atau pengepakan hasil budidaya pembenihan ikan konsumsi merupakan cara untuk mendistribusikan hasil pembenihan ikan ke daerah lain. Perlu adanya perlakuan khusus untuk mendistribusikan benih ikan agar sampai ke pembudidaya pembesaran ikan. Benih ikan yang didistribusikan harus sampai ke pembudidaya pembesaran ikan dalam kondisi sehat dan tidak stres. Ikan yang mengalami stres tidak akan bisa bertahan hidup dalam waktu yang lama dan pasti akan mengalami kematian.
Beberapa sistem yang biasa digunakan untuk pengemasan di antaranya sistem terbuka dan tertutup. Sistem-sistem tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya setiap. Oleh sebab itu, untuk pemilihan cara atau sistem pengemasan disesuaikan dengan kebutuhannya setiap.
Ekosistem merupakan interaksi antara komunitas suatu makhluk hidup dan lingkungannya. Ikan merupakan suatu biota perairan yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya yaitu lingkungan perairan. Keberlangsungan hidupnya dipengaruhi oleh kondisi habitatnya (perairan). Oleh sebab itu, untuk menentukan keberhasilan suatu pembenihan ikan, harus diperhatikan juga tempat hidup dari ikan tersebut. Hal yang perlu diperhatikan di antaranya kuantitas dan kualitas perairan. Kuantitas merupakan jumlah atau volume ketersediaan air, sedangkan kualitas air merupakan faktor atau komponen lingkungan seperti oksigen terlarut, pH, temperatur, kecerahan, karbon dioksidan bebas, nitrat, fosfat, serta ketersediaan pakan alami.
Usaha perikanan merupakan sektor usaha yang menjanjikan. Ikan merupakan makanan yang banyak digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat secara umum. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebelum melakukan budidaya ikan tidak mudah. Untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha di bidang budidaya ikan, diperlukan cara-cara khusus, di antaranya memahami jenis spesies yang akan dikelola, baik dari cara pembenihan, pembesaran, perawatan dan lain sebagainya.
Produksi budidaya ikan konsumsi didominasi oleh ikan mas, lele, patin, nila, dan gurami. Lima jenis ikan tersebut menyumbang lebih dari 80 persen dari total produksi. Secara umum, komersialisasi budidaya ikan dibagi dua segmen, yaitu pembenihan dan pembesaran. Budidaya pembenihan bertujuan untuk menghasilkan bibit bagi para peternak ikan, sedangkan budidaya pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan siap konsumsi.
Dengan adanya segmentasi pasar tersebut, dapat dilihat peluang usaha budidaya yang berpotensi menghasilkan pendapatan yang besar. Beberapa pembudidaya ikan berpendapat bahwa usaha pembenihan lebih menguntungkan dibandingkan dengan usaha pembesaran. Hal tersebut dikarenakan usaha pembenihan tidak terlalu membutuhkan biaya pakan yang besar. Oleh karena itu, beberapa pendapat lebih menyukai melakukan pembenihan ikan dibandingkan dengan pembesaran.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar merupakan pasar potensial untuk produk perikanan. Konsumsi ikan per kapita Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan konsumsi ikan oleh penduduk negara berkembang lainnya. Pertumbuhan rata-rata atau kenaikan jumlah konsumsi ikan di Indonesia makin tahun makin naik dibandingkan dengan negara lain. Pertumbuhan perekonomian Indonesia, meningkatkan kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan.
Dalam usaha pembenihan ikan, risiko usaha yang muncul ialah tingginya tingkat kematian (mortalitas) benih ikan. Pembenihan ikan memiliki permasalahan yang merupakan ancaman di antaranya faktor yang berasal dari ikan tersebut (gen) maupun dari lingkungan seperti kondisi kolam dan cuaca.
Cara yang biasa digunakan untuk mengurangi tingkat mortalitas benih ikan ialah mengelola kondisi kolam pemeliharaan baik dari kualitas maupun kuantitas air, dan kemudian pemilihan indukan yang baik. Induk ikan yang memiliki faktor genetis kurang baik akan menghasilkan benih yang kurang baik. Hal tersebut merupakan beberapa cara mengurangi risiko kematian benih ikan guna menunjang keberhasilan usaha pembenihan ikan.
Langkah Menuju Keberhasilan antara lain : memiliki ide atau visi bisnis yang jelas, kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko baik waktu maupun uang, membuat perencanaan usaha, menorganisasikan, dan menjalankannya, serta mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.
Potensi yang membuat seseorang mundur dari wirausaha: pendapatan yang tidak menentu, kerugian akibat hilangnya modal investasi, ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai usaha di dalam masyarakat, perlu kerja keras dan waktu yang lama, serta kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar